Gadis berlesung pipi Menyusuri pekat malam
Tampak kemilau di lautan bayang-bayang
Keceriaan di bibirnya pudar diterpa ombak kegelisahan
Rasa duka yang dalam menghiasi sudut mata eloknya dengan genangan lara
Parasnya manis berlapis cahaya rembulan dihiasi mata cekung berlapis masa lalu kelam
Derap langkahnya yang sarat rasa sesal mengusik semua penghuni malam
Malam mengurung dirinya layaknya mimpi buruk yang membelenggu senyumnya
Sang angin sejuk telah lebarkan sambutan pelukan, tapi tak dihiraukannya
Pikirannya terus menyusuri waktu
Menerawang butiran-butiran kelam yang mulai menutup mata hatinya
Dengan tenaga kepasrahan ia siramkan kepingan rasa sesal di telapak kakinya
Dengan berjuta lamunan konyol ia tikamkan kisah-kisah pahit tepat dijantungnya
Lolong anjing mengakhiri kisahnya
Dan selimut malam tak akan pernah tersingkap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar