Terimakasih Atas Kunjungannya

Minggu, 30 Oktober 2016

Semalam itu

Semalam waktu itu
Aku terjaga dari tidur
Tapi aku tak paham
Apa arti Itu semua
Biar langit memberi kekuatan untuk langkah
Mengoyak mimpi yang mengambang di dunia gempita
Aku menepi mengukir sedih yang tertanam dalam buaian angan
Sudahlah jangan kau tanam resah di langit khayalan
Terimalah cinta dalam bentuk terburuknya
Meski menyesakkan dada
Hanya mimpi yang siap kau toreh seberkas sayapnya
Melambung menutupi ketakutan yang memilu sendu

Mojokerto, 30 Oktober 2016
~RK~
#pokokéNyocot

Kau dan Dunia

Kau hadir juga
Menampakkan lubang mungil di belantara wajahmu yang belum terjelajah oleh waktuku
Jangan mengajakku bicara tentang dunia
Karena hanya luapan mata air mata yang aku pahami
Oleh hangusnya jantung raga dunia
Jika kau murka
Teriakan segerombol badai tanpa muara
Memecah pusara kesunyian
Dalam malam tak bertuan
Melenyapkan sejenak harapan
Yang telah lama meratap di peraduan

Lelah sejenak mengunci napasku
Bersama butir-butir kesucian rindu
Mengingat Sang Maha Tahu
Mengaliri jalur cinta dari hulu
Menderas menghancurkan beku
Dari membatunya akal dan kalbu
Terbawa masa depan baru
Membentuk pola yang tak terbelenggu
Oleh waktu dan dirimu

~RK~
Mojokerto, 11/11/2016

#pokokéNyocot

Sabtu, 29 Oktober 2016

Perempuan Tua Bergitar

Perempuan tua kecil berhijab
Menenteng gitar tua
Mengayun kaki mantap
Menantang keangkuhan dunia
Menyibak tirai antara dirinya dan kehidupan
Perempuan tua kecil berhijab
Melenggang diantara bising mesin
Membawa suara kehidupan
Mengurai segala rasa yang melilit jiwa
Perempuan tua kecil berhijab
Memungut receh yang tercecer diantara keringat
Membasuh jiwa mereka dari keangkuhan
Melepas cinta berlebih pada kehidupan
Perempuan tua kecil berhijab
Tetaplah membagi senyummu
Walau waktu mengikis ragamu
Tantanglah dunia tanpa ragu
Agar dunia tak semena-mena padamu.

Mojokerto,29 Oktober 2016
~RK~
#pokokéNyocot

Jumat, 28 Oktober 2016

Sumpah

28 Oktober
Aku pernah berkata
Sebangsa sumpah
Sumpah cinta yang telah tumpah
Menggenangi lautan asmara
Membungkam ribuan bahasa
Pada wanita pertiwi yang ku puja
Aku masih memeluknya
Tak kuasa melepasnya
Telah tiba hari yang ditunggunya
Mereda badai di dadanya
Badai telah memutus cinta
Pada tanah yang menyusuinya
Untuk rasa yang mewarnai suka duka
Keyakinan akan hari esok tak pernah tiba
Walau nyawa menggunung meletup jua

Mojokerto, 28 Oktober 2016
#pokokéNyocot

Senin, 24 Oktober 2016

Pekakah aku?

Pekakah aku?

Aku kurang peka?
Setiap ide muntah begitu saja
Oleh logika yang kucipta
Tak sempat tahu benar salah
Aku harus peka?
Kepada dunia
Tempat ide bejumpa
Agar tak dibantai realita
Pekakah aku?
Saat pikiran mulai buntu
Saat hati membeku
Kata-kata tak bisa bantu
Dimanakah pekaku?
Hilangkah dilumat sang waktu?
Ataukah tertutup nafsu
Mungkin juga usai berlalu
Aku kurang peka?
Aku harus peka?
Pekakah aku?
Dimana pekaku?
Entahlah
Biar diurus oleh waktu

Mojokerto, 24/10/2016
~RK~
#pokokéNyocot

Minggu, 23 Oktober 2016

Pembasuh

Pembasuh

Butiran air langit
Serta merta pengikut
Datang padaku
Sepagi ini
Ikut serta penusuk tulang
Yang tak diharap
Setetes dirindu
Sekota dibenci
Pembawa harap
Bagi jiwa kerontang
Juga hati penuh noda
Per tetes berpusar
Meliuk mencukil jejak
Segala jejak penoda jiwa
Tercerabut terbawa aliran waktu
Dipapak lengkung warna cakrawala
Memudar menyatu dengan waktu
Musnahlah segala cerita
Mengekor duka atau bahagia

Surabaya, 23 Oktober 2016
~RK~
#pokokéNyocot


Jumat, 21 Oktober 2016

Jejak Kotor

Jejak Kotor

Harus kemana aku cari
langkah yang telah berlalu
Tercecer di setiap koridor waktu
Tanpa sempat ku sadari
Apa yang tertinggal di sana
Hingga Iblis mulai mengusik
Mencongkel sisa kelam
Melontarkan atas luka yang mengering
Rasa sakit dua kali lipat kembali menyengatku
Aku terdiam bukan karena ingin
Sakit yang mendera lebih dari cukup untuk mengunci otot-ototku
Membiarkanku terseret dan terbanting oleh waktu
Dalam diamku
Hanya batinku yang selalu menengadah
Berharap sang Ilahi mengentasku
Memusnahkan jejak yang tak pernah kuharapkan
Sepanjang waktu

Mojokerto,21 Oktober 2016
~RK~
#pokokéNyocot

Jangan Ijinkan Aku melihatmu

"Ijinkan aku hari ini untuk melihatmu, walau hanya sedetik saja."
"Tidak. Aku tidak akan membiarkan kau meracuni pikiranmu dengan bayang-bayang diriku."
"Tapi rasa rindu ini sudah meluap di rongga dadaku. Aku tak mampu menahannya lagi. Sungguh."
"Kau harus bisa menahannya. Harus. Kau tidak boleh memberi celah bagi iblis untuk merusak ketulusan cinta yang kau bangun. Kau ingat perkataanmu tentang tembok tak kasat mata yang melindungiku? Tembok pembatas yang aku bangun dari kalam-kalam Ilahi. Bukankah kau telah berjanji akan membuatnya lebih kokoh. Agar setan beserta anak cucunya tak mampu menembusnya, bahkan untuk mengintipnya sekalipun."
"Ya, tentu saja aku masih ingat yang aku katakan waktu itu. Lantas apa hubungannya dengan keinginanku untuk melihatmu meskipun hanya sebentar saja?"
"Kau tentu tau iblis dan para pengikutnya itu sangat licik. Mereka akan selalu mengikutimu, mencari titik terlemah dirimu. Mereka menjadikanmu umpan dengan menghasutmu agar selalu berupaya masuk dan mencari celah pada tembok ini. Jika kau sering melakukan dengan cara-caramu atau bahkan aku sendiri yang membukanya untukmu mendahului kehendak Tuhan, maka iblis akan mengetahui jalan masuk. Iblis dan pasukan laknatnya itu akan menyerangku. Dengan mudah mereka akan menghancurkannya dari dalam. Hal itu yang selalu aku takutkan."
"Baiklah, aku mengerti. Tolong maafkan aku atas kebodohan yang akan aku perbuat. Semoga Tuhan akan selalu menjaga tembok itu hingga hari yang ditentukanNya tiba. Aku selalu berharap semoga aku menjadi penghuni pilihanNya dan pilihanmu."
"Amiin. Tuhan selalu memberikan yang terbaik bagi seluruh umatNya."

Mojokerto, 21 Oktober 2016
#pokokéNyocot

Rabu, 19 Oktober 2016

Hai Rindu

Hai Rindu

telah lama aku mengenal rindu
namun tak banyak yang ku tahu tentangnya
apakah cantik atau tampan atau baik atau jahat
aku tak mampu menilainya
yang aku mengerti hanya satu
dia datang dan pergi tanpa aku tahu
kadang dia muncul dihadapanku dengan sumringah
tetapi mengapa itu membuatku semakin muram
sesekali juga dia meringis kegirangan
aku merasa dia sengaja mengolok kesendirianku
namun disaat aku kesepian dia akan hadir
menyapaku, memegangku, mengelus pundakku
bahkan tak jarang memelukku juga
tetapi entah mengapa
itu semakin membuatku tersiksa
jika malam tiba dia semakin bertingkah
hingga mampu menyeretku bertemu kegalauan
aku tak mampu melawannya
aku tak kuasa menolaknya
seolah tenagaku terkuras saat menatapnya
rindu
aku ingin tahu
dimanakah kau tinggal?
sehingga aku bisa mengantar dan menjemputmu
kapanpun yang aku mau
apakah tujuanmu hadir di hidupku?
sehingga aku tak berburuk sangka padamu
mengapa kau senang mengusikku?
apakah karena aku punya salah denganmu
atau kau hanya sekedar bergurau?
aku butuh jawabanmu
bukan senyum yang mengejek itu
aku sungguh-sungguh

~RK~

Mojokerto,2 oktober 2016
#pokokényocot

Nurani

NURANI

siapa sebenarnya dia?
wajahnya sama denganku namun agak sendu, seperti orang yang tidak dihiraukan.
saat ku tanya siapa dia,
hanya dibalasnya dengan senyum
namun senyumnya terasa lebih tulus dari punyaku
aku bertanya lagi mengapa menemuiku
dibalasnya lagi dengan senyum yang meneduhkan hati
sebenarnya aku ingin marah
tapi entah mengapa aku tidak sanggup
aku ulangi pertanyaanku hingga tiga kali
akhirnya dia membuka mulutnya
yang terdengar hanya bisikan lemah namun terasa lembut
"Aku adalah dirimu, hati nuranimu yang sering kau acuhkan"
"Aku datang untuk mengingatkanmu, disaat dirimu dalam kebimbangan"

~RK~
Mojokerto, 2 Oktober 2016
#pokokényocot

Senandung Pagi

SENANDUNG PAGI

Pagi
Kita bertemu lagi hari ini
Hari yang seperti biasa
Kau menyapaku dengan embun tipis yang segar
Tapi hari ini mendung tak mengizinkan mentari mendahuluinya
Apakah kau tahu ada apa dengan mereka?
Pagi
Apakah kau tidak bosan setiap hari melihat kami?
Setiap kau hadir
Kami menyuguhimu dengan lalu lalang kami yang bising
Dengan debu yang merusak sejukmu
Kami bahkan tak sempat bersyukur bisa bertemu denganmu lagi
Kami tak sadar bahwa Tuhan menitipkan sebuah kesempatan pada kedatanganmu
Bahkan tak jarang kami mengumpat karena kau datang begitu cepat
Kami sering mengeluh jika hadirmu ditemani tetes hujan yang mungkin membuatmu lebih segar
Pagi
Atas nama kami
Aku memohon maaf atas asap yang mengotori segarmu
Atas gaduh yang memecah tenangmu
Aku mohon tetaplah menjadi pagi yang selalu ditunggu
Terima kasih kau mau menemuiku hari ini
Semoga kita bisa berjumpa lagi besok
Pagi

~RK~
Mojokerto, 4 Oktober 2016

#pokokènyocot

Selasa, 18 Oktober 2016

Di Balik Tembok

Di Balik Tembok

Bisa melihatmu saja
Ada tembok tak kasat mata
Aku tak ingin menembusnya
Apalagi merobohkannya
Bukan aku tak mampu
Karena tembok itu
Selalu kau jaga
Sebagai pelindungmu
Dari iblis yang mengincarmu
Setiap waktu
Hanya memandangmu
Di balik tembok
Aku telah bahagia
Harus ku tampar egoku
Atau bahkan diriku
Untuk kebodohanku
Harusnya aku kokohkan
Tembok pelindungmu
Sebagai tempatku kelak
Bila Tuhan ijinkan
Jika tidak
Setidaknya membantu
Penghuni lain
Pilihan Tuhan juga pilihanmu
Demi bahagiamu

~RK~
Mojokerto, 18-10-2016

Jersey