Terimakasih Atas Kunjungannya

Senin, 14 Maret 2011

Kota Kosong




Kota kosong
Penuh harapan kosong
Hanya debu
Pengisi kekosongan itu
Angin telah lama diam
Kabar burung pun hanya hayalan
Jejak-jejak kaki itu telah terhapus waktu
Puing-puing nyawa sudah bosan
Sekedar memandang sekalipun

Kota kosong
Hanya hari yang masih setia menemanimu
Atau tepatnya ingin menyaksikan kemusnahannya
Oleh hempasan air mata kosong
Pilar-pilar ketangguhan terdahulu
Sekarang tak lebih hanya sebuah kisah
Yang tecetak rapi
Yang hanya terwakili Times New Roman
Pada buku sekolah dasar
Bahkan taman kanak-kanak
Atau bertumpuk-tumpuk diatas neraca
Hingga jadi santapan rayap

Kota kosong
Hanya omong kosong yang masih memujamu
Pantaskah kemegahanmu yang tersohor di penjuru jagad
Terbayar penghianatan
Tanpa pernah mereka tahu
Betapa jenuhnya dirimu Mencium aroma darah
Sempat juga meresap
Dan mendarah daging

Kota kosong
Jeritanmu penuh harapan
Harapan pada otak-otak kosong sekalipun
Dirimu merasa malu
Diperolok bebatuan
Yang telah marah
Oleh kepengecutan
Oleh janji-janji kosong
Bebatuan telah menopang keperkasaan mu
Mereka rela selalu di injak-injak
Oleh kaki-kaki munafik sekalipun
Tapi apa terima kasihmu?
Pengakuan?
Penghormatan?
Mungkin tak akan pernah terpikir

Kota kosong
Kini tinggal kenangan
Kenangan kosong
Keruntuhanmu akan disambut gembira
Oleh nyanian burung nazar
Rizal Kumaini, 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar