Terimakasih Atas Kunjungannya

Minggu, 09 Juli 2017

Renungan

Prosa Renungan

Kehilangan akal sehat lebih tepat ditujukan kepadaku. Aku tak mengerti apa yang sedang kupikirkan. Sekalimatpun tidak.Dalam otakku hanya ada kata-kata yang tak berkaitan mengambang bebas. Sesekali ingin lepas mendobrak kesadaran diriku. Hal itu membuatku lebih tersiksa lagi.
Halaman demi halaman buku kulalui tanpa ada kata yang mampu aku tangkap. Entah mengapa. Mungkin otakku tak mampu lagi menampungnya. Atau kata-kata yang terkurung dalam otakku semakin liar. Sehingga berhasil mengusir kata-kata yang hendak menggantikannya.

Aku ini pengecut yang selalu bersandar pada orang lain.
Bahkan kaki sendiri pun tak kuasa menopang raga.
Mestinya aku berpegang pada tiang-tiang Tuhan yang tersebar di seluruh penjuru dunia.
Seperti jutaan tangkai bunga mawar yang memikat lebah untuk memadu kasih.
Kini aku memulai melukis senyum mereka pada mimpi-mimpiku.
Seperti gumpalan awan putih dilangit biru.
Berharap saling merajut mimpi untuk dunia yang damai.

Hidup ini ibarat kita berlari bersama ribuan singa yang siap menerkam kapan saja.
Kita harus memperdaya mereka agar tak memangsa kita.
Di samping itu, satu demi satu kita lepaskan singa-singa itu.
Sampai akhirnya kita merasa kelelahan.
Seperti selembar daun kering yang dihempas angin musim gugur.
Jatuh merapuh dan terkubur bersama daun-daun lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar