KOTA TANPA KATA
Aku tak mengerti apa yang dilakukan orang-orang di kota ini. Saat mereka berpapasan hanya diam saling memandang mata kemudian tersenyum. Semua yang aku temui hampir melakukan hal yang sama. Sebenarnya ingin sekali aku bertanya pada salah satu dari mereka. Setelah aku pikir lagi, aku urungkan niatku karena rasanya kurang sopan dan juga takut menyinggung perasaan mereka.
"Ah, mungkin saja itu suatu salam atau cara menyapa di kota ini", pikirku sekedar ingin meredam keingintahuan.
Tetapi semua itu tetap saja mengganggu pikiranku. Kali ini aku memutuskan untuk menyapa seseorang jika berpapasan untuk mendapat informasi tentang kebiasaan orang di kota ini. Tak lama setelah itu, dari kejauhan tampak seseorang yang baru keluar dari sebuah gang sempit. Aku Percepat langkahku agar cepat berpapasan dengan orang yang berjarak cukup jauh dariku. Takutnya kalau tiba-tiba ia berbelok ke salah satu gang yang ada di sepanjang jalan ini. Memang di sepanjang jalan yang ku lalui ini hampir setiap berjarak tiga bangunan ada sebuah gang. Aku sempat memandang sebuah gang yang telah lewati tadi hanya berakhir pada sebuah tembok bangunan lain. Di gang lain setelahnya aku melihat deretan pintu di tiap sisi gang seperti sebuah tempat yang belum lama ini aku kunjungi.
"Guuk... Guuk... Guuk... Guuk..."
Lamunanku pun buyar tentang tempat itu.
Kini hal yang aku takutkan pun terjadi. Seseorang yang ingin aku temui itu telah menghilang. Aku tak sempat memperhatikan ke arah mana ia berbelok karena saat itu perhatianku tertuju pada seekor anjing yang menyalak padaku.
"Sial!", geramku menyalahkan diri.
Setelah aku ingat-ingat, sepertinya aku tahu posisi terakhir orang itu sebelum perhatianku teralihkan.
"Sepertinya di situ tak ada pintu masuk bangunan dan hanya ada gang", selidikku sambil mengingat.
Aku bergegas menuju gang itu untuk memastikan orang itu benar-benar memasuki gang sambil berharap ia tidak terlalu jauh. Perkiraanku tidak meleset. Aku bisa melihat punggung orang itu. Tanpa pikir panjang kubuka mulutku.
"permisi, boleh saya bertanya?"
Orang itu berhenti kemudian menoleh. Tak ada yang aneh dari wajah maupun penampilannya, sama seperti kebanyakan orang yang kutemui tadi. Tapi aku mulai menyadari, tatapan matanya yang tajam langsung menatap mataku sementara bibirnya membentuk senyuman.
"Jangan katakan kata itu lagi! atau kau pergi dari kota ini."
Suara membentak tiba-tiba terdengar menggema di otakku entah dari mana datangnya dan bagaimana bisa. Aku mulai bingung untuk menemukan sumber suara itu. Karena hanya ada orang itu di sekitarku.Tapi orang di depanku itu tak menggerakkan bibir sama sekali dari tadi. Aku bisa memastikan itu. Bibirnya tetap terkunci dalam senyum yang sama. Sama persis seperti semua orang yang aku temui di kota ini. Kota tanpa kata.
Mjk19042017
~RK~